'MIRRORS', Kisah Cermin Berhantu

Pemain: Kiefer Sutherland, Paula Patton, Cameron Boyce, Erica Gluck, Amy Smart

Nampaknya nasib sial memang sedang menimpa Ben Carson (Kiefer Sutherland) yang bekerja sebagai polisi di kota New York. Setelah ia dipecat lantaran secara tak sengaja ia menembak sesama polisi yang saat itu sedang menyamar. Setelah itu, serentetan masalah mulai datang bertubi-tubi pada Ben yang baru saja sembuh dari kecanduan alkohol ini.
Terpisah dari istrinya Amy (Paula Patton), Ben kemudian tinggal di tempat adiknya Angela (Amy Smart). Berharap dapat kembali pada istrinya Ben mulai mencoba bangkit dan bekerja sebagai satpam di sebuah department store. Maka mulailah Ben menjadi penjaga malam di tempat ini.
Awalnya semua masih berjalan lancar sampai suatu saat tanpa sebab yang jelas, beberapa orang ditemukan meninggal secara misterius di tempat Ben bekerja.

Di saat yang sama, Ben juga harus menghadapi masalah lain yang tak kalah pentingnya.

Beberapa karyawan yang dipecat dari department store tersebut berencana melakukan demonstrasi untuk menuntut ganti rugi finansial atas pemecatan sepihak tersebut.
Di tengah ruwetnya masalah yang dihadapi department store tersebut, tiba-tiba saja seorang wanita yang kelihatan kurang waras datang dan mengatakan bahwa department store tempat Ben bekerja sedang menghadapi masalah besar.

Wanita tersebut mengatakan bahwa beberapa kematian misterius yang terjadi di tempat tersebut adalah akibat dari arwah saudara perempuannya yang mati penasaran.

Arwah wanita yang mati penasaran itu menggunakan cermin sebagai jalan keluar masuk dari alamnya menuju dunia ini.
Film horor Hollywood yang satu ini tampaknya masih mengikuti tren remake film-film Asia. Alexandre Aja, sang sutradara, produser, sekaligus penulis naskah mengadaptasi film ini dari film Korea berjudul INTO THE MIRROR yang beredar sekitar tahun 2003 kemarin.
Sebenarnya, ide dari film remake ini bukanlah ide baru.

Beberapa film sempat mengeksplorasi tema yang kurang lebih sama. Namun yang sedikit mengganggu dari film ini adalah tidak adanya konsistensi dari jalan cerita.

Meskipun jalan cerita film kadang tak masuk akal, sejauh jalan cerita itu masih konsisten maka penonton masih bisa menerima, dan itulah yang tidak dimiliki oleh film ini. Akibatnya, kita hanya disuguhi serentetan adegan yang kadang tak begitu jelas kaitannya.
Masalah lain adalah kurang mendukungnya trik pengambilan gambar dan pencahayaan yang akhirnya membuat film yang seharusnya menegangkan ini jadi kehilangan taringnya.

CGI yang seharusnya mampu menghidupkan film inipun tak bisa dibilang membantu. Untungnya permainan Kiefer Sutherland masih cukup enak untuk ditonton.
Bila Anda salah satu penggemar film yang mengumbar adegan kekerasan bisa jadi film dengan rating R ini bakalan Anda sukai. Yang jelas, film ini bukan konsumsi untuk keluarga. (kpl/roc)