Usia Penderita AIDS Bisa Diperpanjang 15 Tahun

KUPANG - Usia pengidap HIV/AIDS dapat diperpanjang dari sebelumnya yang hanya 2,5 tahun menjadi 15 tahun, dengan mengonsumsi obat AntiRetro Virus (ARV). Jenis obat ARV juga menghambat perkembangan Human Immunodeficiency Virus (HIV) ke AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome).

"Sekarang ada harapan baru. Dulu ODHA bisa meninggal dalam waktu 2,5 tahun setelah memasuki fase AIDS, sekarang bisa lebih panjang, " kata Asisten Direktur Lembaga Lembaga Pengembangan Penelitian, Pendidikan, dan Penerbitan Yogya (LP3Y) Yogyakarta, Slamet Riyadi, ketika berbicara pada Pelatihan HIV/AIDS bagi jurnalis di Kupang, Kamis (31/7/2008).

Namun kunci utama keberhasilan penderita AIDS yakni menjaga kondisi ketahanan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi. Obat antivirus tersebut sudah tersedia di sebagian besar rumah sakit di Indonesia. Di NTT sebanyak delapan rumah sakit yang menyediakan obat tersebut dan dibagikan secara gratis.

Warga yang berperilaku menyimpang, harus lebih cepat memeriksakan diri ke lokasi pemeriksaan HIV yang ditunjuk, agar segera mendapat penanganan. Setelah warga yang memeriksakan kesehatannya dan memenuhi syarat, sudah boleh mendapat ARV.

Di NTT terdapat delapan rumah sakit pemerintah dan swasta yang ditunjuk pemerintah menangani pengidap HIV/AIDS. Jumlah itu dipastikan bertambah menjadi 20 rumah sakit dan puskesmas pada 2009.

"Menteri Kesehatan sudah menginstrusikan paling lambat 2009, semua puskesmas di tanah air sudah dapat menyediakan obat antiHIV," ujar Slamet.

Sementara Gusti Brewon dari Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi NTT mengatakan, sejumlah kasus di NTT menyebutkan, bayi yang lahir dari wanita yang pengidap HIV yang mengonsumi obat antivirus HIV, ternyata tidak tertular HIV. "Ada sekitar empat kasus kelahiran bayi yang ibunya positif HIV/AIDS, ternyata bayinya lahir sehat dan negatif HIV/AIDS," kata Gusti.

Wakil Gubernur NTT, Esthon Foennay dalam sambutannya mengatakan, sampai bulan Juni 2008 kasus HIV/AIDS di NTT telah mencapai 378 kasus,103 orang di antaranya dilaporkan telah meninggal dunia. Sementara, 50 persen pengidap HIV/AIDS di NTT berada pada rentang usia produktif yang berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia.

"Semua pihak harus berpartisipasi menyelamatkan generasi muda ini," kata Esthon.(hri)